JENGGOT
PAK YAKUB
Sebagai yang ikut
bertanggung jawab atas perhelatan Temu Kangen, sebentar-sebentar saya
melongokkan kepala ke beranda depan untuk melihat siapa yang datang. Tak lama
kemudian sebuah sepeda motor merah berhenti dimulut pagar. Seorang tua berambut
putih berbaju koko putih turun dan berjalan memasuki halaman. Walaupun telah
pensiun sepuluh tahun yang lalu dan saya sendiri hanya sempat mengenalnya
kurang dari dua tahun, saya masih ingat nama orang yang baru datang ini, Pak Yakub.
Mantan Security.
Ketika tangan saya
terentang menyambut kedatangannya, serta merta orang tua yang tak banyak bicara
ini menghambur dalam pelukan. Mulutnya yang terkatup kemudian dengan lirih
menyebutkan nama saya. Begitu kuat dekapan dan ciumannnya sampai saya menggelinjang
merasakan jenggotnya yang mungkin sudah dua minggu tak dicukur, memarut-marut
wajah. Kangen. Kubah lava kerinduan Pak Yakub sedang meletup dan bola
matanyapun selintas saya lihat berair. Saya jadi ikut terharu.
Pensiun, walau tidak
secara keseluruhan, memang membuat suasana menjadi lebih sunyi. Yang semula berkutat
dalam tugas, seketika SK Pensiun turun lalu semua menjadi senyap. Hak dan
status sebagai karyawan hilang Tidak ada lagi pekerjaan, tidak ada komunikasi
kerja, tidak ada lagi koordinasi kerja. Semuanya jadi sepi ing pamrih sepi ing
gawe.
Dari kesunyian inilah Pak
Yakub lalu melangkahkan kakinya menuju acara Temu Kangen. Dia ingin mengenang
dan mengulang kembali suasana pergaulan canda ria yang selama ini menjadi
nostalgia. Bertemu tanpa harus memakai seragam kerja yang kaku dan tampil beda.
Pak Yakub berkoko ria, Pak Maryo berbatik ria, Pak Saelan berjenggot ria, Pak Soma
berkemeja ria, Pak Embay berjean ria, Pak Didi Tjaswadi berkaos ria, Pak Warno
berplontos ria, Pak Adji berkampanye ria…..Wani pirooo?
Tidak ada lagi atasan
bawahan yang ada hanya mantan. Mantan Mining, mantan Mechanic, mantan Electric,
mantan Produksi, mantan HR, mantan GA, mantan Civil. Yang tidak ada hanya
mantan…..militer ! (sentotsan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar